Friday, February 10, 2012

kali ini buat ayah

Malam ini saya tidak bisa tidur lagi. Entah kenapa. 
Mungkin saya rindu ayah. 
Ya, saya rindu ayah saya.
Merindukan ayah sudah seperti rutinitas buat saya
Hampir setiap hari saya ingat ayah


Oh iya, ngomong-ngomong soal ayah. Saya ingin sekali ayah tahu bahwa setiap yang beliau lakukan selalu berhasil membuat saya menangis. Apapun. Lebay ya? emang iya. Entahlah
Saya ingin sekali ayah tahu bahwa pernah ada suatu hari, ketika saya ingin berangkat kuliah, beliau mengantar saya sampai ke depan pagar, kemudian membukakannya untuk saya -padahal saya bisa buka sendiri-, kemudian beliau menunggu sampai punggung saya tidak lagi terlihat, sepanjang jalan itu saya menangis, bahkan di angkot sampai di kampus pun saya masih menangis dan menceritakannya kepada teman dekat saya masih dengan menangis. Andai beliau tahu.


Pernah juga suatu ketika, tahun 2011 di bulan Januari hari ke 4, di hari ulang tahun saya ke 20 tahun. Pagi-pagi sekali sebelum beliau berangkat ke kantor, beliau mengetuk pintu kamar saya kemudian tersenyum dan memeluk saya sambil berujar "selamat ulang tahun nok" setelah itu beliau mencium pipi kiri, kanan dan bibir saya. Reaksi saya saat itu hanya tersenyum dan hmmm apa ya bahasa Indonesia nya yang bagus, ya intinya "nyengir" lah, kemudian saya bilang "hehe.. iya iya" kemudian saya tidak mau berlama-lama ngobrol dengan beliau, lalu saya menutup pintu dan menguncinya. Tahukah ayah alasan saya mengunci pintu saat itu adalah saya malu kalau ayah tahu saya menangis. Ya. saya menangis lagi saat itu


Oh iya, saya juga mau ayah tahu, bahwa setiap pelukan dan ciuman ayah untuk saya selalu berhasil membuat saya menangis setelahnya, walaupun saya harus bersusah payah menutupinya ketika masih berhadapan dengan ayah. Contohnya di setiap hari lebaran, ayah selalu mencium saya dengan cara yang sama. Pipi kiri, pipi kanan lalu bibir. Saya hafal sekali. Beliau hanya melakukan itu di setiap hari lebaran dan ulang tahun saya. kecuali ketika ulang tahun saya tahun ini, beliau tidak melakukannya karena beliau sedang berhalangan untuk berada dsamping saya. Tahukah ayah, sebenarnya saya sangat tidak suka hari itu? Hari ketika seharusnya saya mendapat "jatah" pelukan dan ciuman dari ayah??? Ayah kemana??? entahlah. tapi ayah lagi-lagi tetap berhasil membuat saya menangis dengan smsnya yang sederhana.  


Bahkan telepon dari ayah pun sanggup membuat saya menangis. Telepon sederhana yang isinya hanya ingin bertanya saya sedang berada dimana? Tahukah ayah setelah menerima telepon dari ayah, saya selalu menangis????


Kalau ayah tanya kenapa, saya juga gak tahu. Kenapa saya sangat sensitif tentang semua yang berhubungan dengan ayah. Ketika menulis ini pun saya menangis. Saya rindu ayah. Padahal untuk bertemu ayah saat ini juga saya hanya perlu mengetuk pintu kamar ayah dan menemukan beliau disana. Entah kenapa. Entah apa yang salah....


Saya ingin,, suatu saat nanti ayah tahu apa yang saya rasakan. Tapi nanti. saya harus kumpulkan cukup hati dan keberanian untuk meledakannya. Tunggu ya yah...............

No comments:

Post a Comment